TANAH AIR INDONESIA as Indonesian Blogger - http://indonesia.go.id
SELAMAT DATANG DI BLOG FORUM KOMUNITAS TEATER SRENGENGE - SMK NEGERI 1 PASURUAN

Rabu, 01 Desember 2010

Village Film Festival 2010 : Lebih dari Film

Minggu sore yang dingin di Desa Jatisura, Jatiwangi, Majalengka, karena sejak siang terus hujan. Warga desa berkumpul mencari kehangatan melalui obrolan dan pertemuan intim di galeri Jatiwangi Art Factory (JAF). Pada kesempatan itu, warga desa tak hanya bertemu dengan warga desa lain untuk bercengkrama, berbagi ceria seperti biasanya.

Sudah ada panggung yang sewaktu-waktu dapat melantunkan lagu-lagu, sudah ada banyak kain terpasang bertuliskan Village Film Festival (VFF), International Videomaker Residence and Film Festival, dan 4 Videomaker yang tak sabar melakukan presentasi di pembukaan VFF 2010 pada Minggu [14/11/10].

VFF adalah festival film residensi yang digulirkan oleh Sunday Screen bersama

komunitas seni JAF. Festival film ini melibatkan beberapa videomaker yang akan tinggal di desa selama 2 minggu, bekerja bersama warga desa, dan membuat karya audio-visual berupa Video Partisipatif. Video partisipatif merupakan bentuk media partisipatif dimana kelompok atau komunitas menciptakan film mereka sendiri. Ide di baliknya adalah bahwa membuat video itu mudah dan dapat diakses oleh siapa saja, suatu cara yang baik untuk membawa orang bersama-sama menggali isu-isu, menyuarakan bermacam masalah, atau

hanya untuk menjadi kreatif dan berbagi cerita. Video partisipatif memungkinkan sebuah kelompok atau masyarakat mengambil tindakan sendiri dalam memecahkan masalah mereka dan untuk mengkomunikasikan kebutuhan mereka.

Untuk kedua kalinya VFF diselenggarakan kembali di Kecamatan Jatiwangi. Lima Desa menjadi motor bagi desa lain setelah sebelumnya, mereka membuat iklan layanan masyarakat (ILM) yang mengangkat isu penting di desanya masing-masing. Lima Desa tersebut adalah Jatisura, Loji, Burujul Wetan, Leuweunggede, dan Sutawangi. Gelak tawa terdengar saat warga desa menonton ILM yang kebanyakan melibatkan warga desa mereka masing-masing, setelah sebelumnya 4 videomaker partisipasi melakukan presentasi. Lucu memang.

Kemampuan akting warga desa yang polos dan apa adanya dalam film ILM membuat Teresa Birks (Inggris), Joacelio Batista (Brazil), Alfie Chen (Taiwan), Yupica Gaiano (Jepang), ikut tersenyum. Keempatnya adalah videomaker yang akan melakukan kerja bersama dengan warga desa. Warga desa yang telah mampu menyuarakan masalah, mengolah isu, dan mendokumentasikannya melalui video.

Dengan kehadiran 4 videomaker dengan latar belakang berbeda-beda, yang masing- masingnya khas, sentuhan feminis Yupica (Yukkun), gerakan gerilya Alfie, ‘Magic’ Joacelio, dan pendekatan sosiologi Teresa, dapat menjadi alat yang sangat efektif bagi warga desa, dan membantu mereka untuk mengimplementasikan bentuk-bentuk mereka sendiri yang berbasis pada kebutuhan lokal. Warga desa dapat lebih eksploratif menjelajah dunia, lebih dari sekedar film. []

* Videomaker, aktif dalam komunitas Sunday Screen Bandung

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

  • Jelajah Indonesia
  •